Mesuji, Kemenag (Humas) – Penyuluh Agama Hindu Kementerian Agama Kabupaten Mesuji Ketut Putriani dan Made Kariye mengikuti Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten. Acara penting ini dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Juli 2025. Pertemuan tersebut bertempat di Kantor Kemenag Kabupaten Tulang Bawang.
Rapat koordinasi ini dihadiri Oleh Penyelenggara Hindu Kemenag Tulang Bawang (Narsono) dan ketua Pokjaluh provinsi Lampung(Wulan) turut hadir dalam kegiatan tersebut. Selain itu, para penyuluh agama Hindu baik kalangan PNS maupun PPPK dari Kabupaten Mesuji, Tulang Bawang Barat, dan Tulang Bawang juga turut serta.
Tujuan utama dari rapat ini adalah untuk menyelaraskan berbagai program kerja yang ada. Pertemuan ini juga bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar penyuluh agama Hindu di ketiga kabupaten tersebut. Dengan demikian, diharapkan pelayanan dan pembinaan umat dapat berjalan lebih optimal dan efektif di masa mendatang. (ketut/made/m)
Mesuji, Kemenag ( Humas ) Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mesuji, Ketut Putri dan Made Kariye, turut serta dalam kegiatan Konseling Keluarga dan Entas-Entas. Acara penting ini diselenggarakan di Pura Kayangan Tunggal, Simpang Mesuji, pada hari Rabu, (9/7/2025). Kehadiran para penyuluh ini menunjukkan komitmen Kemenag Mesuji dalam mendukung pembinaan keagamaan dan sosial masyarakat Hindu.
Kegiatan ini secara spesifik berfokus pada dua agenda utama: konseling keluarga dan upacara entas-entas. Konseling keluarga bertujuan untuk memberikan bimbingan dan solusi terkait permasalahan rumah tangga, sementara entas-entas merupakan ritual keagamaan Hindu untuk melancarkan arwah leluhur ke alam yang lebih tinggi. Kedua aspek ini sangat relevan dalam menjaga keharmonisan keluarga dan spiritualitas umat Hindu.
Sebagai narasumber dalam sesi konseling keluarga, hadir dua pakar terkemuka di bidangnya. Mereka adalah Tiwi Susanti dan Nengah Dane Kehadiran narasumber dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman sangat menjamin kualitas materi yang disampaikan kepada para peserta.
Adapun tujuan dari kegiatan yaitu untuk memperkuat ketahanan keluarga Hindu di Mesuji serta melestarikan tradisi keagamaan. Dengan adanya konseling, diharapkan permasalahan keluarga dapat diatasi secara bijak, dan melalui entas-entas, hubungan spiritual dengan leluhur dapat terjaga. Ini merupakan upaya konkret dalam membina umat beragama secara holistik.
Kegiatan ini berlangsung di Pura Kayangan Tunggal, Simpang Mesuji, yang menjadi pusat spiritual bagi umat Hindu di wilayah tersebut. Partisipasi aktif dari Kemenag Mesuji melalui penyuluh agama Hindu menunjukkan sinergi antara pemerintah dan komunitas keagamaan. Melalui kolaborasi ini, diharapkan kehidupan beragama dan bermasyarakat di Mesuji semakin harmonis dan sejahtera. (mut/ke)
Mesuji, Kemenag ( Humas ) – Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mesuji, Made Kariye dan Ketut Putri turut Mengikuti pelaksanaan kegiatan Melukat Masal yang digelar oleh Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mesuji. Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat Bersama PHDI Simpang Mesuji pada hari Senin, (7/7/2025). Acara tersebut merupakan bentuk pelayanan spiritual kepada umat Hindu dalam menjaga kebersihan jasmani dan rohani.
Melukat masal ini diikuti oleh ratusan umat Hindu dari berbagai daerah yang ada di Kabupaten Mesuji. Prosesi melukat dipimpin oleh sulinggih dan diiringi dengan doa-doa serta kidung suci. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam menyucikan diri secara lahir dan batin menjelang hari-hari suci keagamaan.
Penyuluh Agama Hindu Kemenag Mesuji tidak hanya hadir sebagai pendamping, tetapi juga ikut aktif dalam penyampaian nilai-nilai dharma. Mereka memberikan edukasi mengenai makna filosofis Melukat dan pentingnya menjaga keharmonisan antara sekala dan niskala. Peran ini merupakan bagian dari pembinaan umat secara berkelanjutan.
Ketua PHDI Mesuji Komang Sutiaka menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin antara lembaga keagamaan dan Kemenag. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus digelar secara rutin sebagai upaya pembinaan spiritual umat Hindu. Kerja sama ini dinilai mampu memperkuat semangat kebersamaan dan toleransi di tengah masyarakat.
Kegiatan Melukat Masal ini berlangsung dengan tertib dan penuh khidmat. Panitia menerapkan tata tertib pelaksanaan yang sesuai dengan tradisi Hindu serta tetap menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat menyambut baik kegiatan ini sebagai bagian dari pelestarian budaya dan spiritualitas Hindu di Mesuji. (Muti/Ket)
Mesuji, Kemenag ( Humas ) — Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Mesuji, Made Kariye, menyampaikan pesan-pesan keluarga sukinah dalam rangkaian upacara pernikahan antara Gede Wira Arimbawana dengan Ni Wayan Tarmila, yang dilangsungkan di Desa Gedung Ram, Kecamatan Tanjung Raya, pada Rabu, (2/7/2025). Kehadiran penyuluh agama dalam prosesi adat ini merupakan bagian dari peran aktif Kementerian Agama dalam pembinaan kehidupan beragama yang harmonis dan bernilai luhur.
Dalam penyampaiannya, Made Kariye menekankan pentingnya membangun rumah tangga yang dilandasi oleh cinta kasih, kesetiaan, dan keharmonisan, sebagaimana diajarkan dalam nilai-nilai Hindu Dharma. Ia menyebut keluarga sebagai unit terkecil yang menentukan kualitas masyarakat secara luas. “Keluarga yang kuat adalah fondasi bangsa yang damai,” ujarnya di hadapan keluarga besar kedua mempelai dan warga yang hadir.
Dalam momen sakral tersebut, suasana tampak penuh khidmat namun hangat, menunjukkan betapa pentingnya sentuhan nilai-nilai agama dalam upacara pernikahan. Made Kariye juga memberikan wejangan agar pasangan pengantin tidak hanya menjadikan pernikahan sebagai prosesi adat, tetapi juga sebagai titik tolak menuju kehidupan spiritual yang lebih matang dan bertanggung jawab. Kehadiran penyuluh agama disambut positif oleh masyarakat setempat.
Dengan terus hadir di tengah masyarakat, Kemenag Mesuji berharap penyuluh agama dapat menjadi teladan dan penguat nilai-nilai luhur agama dalam kehidupan sehari-hari. Pesan keluarga sukinah yang dibawa oleh Made Kariye tidak hanya ditujukan untuk kedua mempelai, tetapi juga sebagai pengingat bagi masyarakat akan pentingnya menjaga harmoni keluarga sebagai jalan menuju kedamaian sosial dan spiritual. (mut/m)