Kolaborasi Penyuluh Agama Hindu kemenag mesuji, WHDI, dan PHDI gelar Sadana Camp Generasi Muda Hindu

Mesuji, Kemenag (Humas) – Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mesuji menggelar Sadana Camp (Kemah Religi) untuk generasi muda Hindu. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat s.d Sabtu, (28/6/2025), di Sekretariat Bersama PHDI Mesuji. Sadana Camp dihadiri oleh para remaja Hindu se kabupaten Mesuji, tokoh adat, dan penyuluh agama Hindu.

Komang Sutiaka selaku PHDI Menyampaikan Kegiatan kemah religi ini bertujuan memperkuat nilai-nilai spiritual dan moral generasi muda Hindu. Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Mesuji turut membersamai jalannya kegiatan dari awal hingga akhir. Mereka berperan aktif dalam pembinaan dan penguatan pemahaman keagamaan peserta.

Materi yang disampaikan dalam Sadana Camp meliputi ajaran Sradha, Tri Hita Karana, dan pembinaan pranikah. Ketut Putriani dan Made Karie sebagai narasumber utama menyampaikan materi secara interaktif dan kontekstual. Penyampaian materi juga dikaitkan dengan tantangan kehidupan remaja Hindu masa kini.

Unsur adat Mesuji turut dilibatkan guna memperkuat identitas budaya lokal dalam pelaksanaan kegiatan. Kehadiran tokoh adat menjadi penegas pentingnya peran komunitas dalam membina generasi muda. Kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif antara agama, adat, dan perempuan Hindu dalam mendidik generasi penerus.

Sadana Camp diharapkan menjadi model kegiatan pembinaan keagamaan yang berkelanjutan. Para peserta tampak antusias dan terlibat aktif dalam setiap sesi. Kegiatan ini ditutup dengan evaluasi dan doa bersama sebagai simbol komitmen menjalankan dharma dalam kehidupan sehari-hari.(ke/mu)

Penyuluh Agama Hindu Kemenag Mesuji Gelar Pembinaan Keluarga Sukinah

Mesuji, Kemenag (Humas) — Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mesuji, Made Kariye dan Ketut Putri menggelar kegiatan pembinaan Keluarga Sukinah pada Rabu, (26/6/2025). Kegiatan berlangsung di PTSP Kantor Kemenag Mesuji dan dihadiri oleh Bapak Adat Desa Mesuji Raya serta satu pasangan suami istri. Acara ini merupakan bagian dari upaya penguatan nilai-nilai spiritual dan keharmonisan rumah tangga.

Pembinaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang konsep keluarga sukinah dalam ajaran Hindu. Materi pembinaan mencakup pentingnya menjalankan dharma keluarga serta membangun komunikasi yang harmonis. Penyuluh agama hindu Made dan ketut juga menekankan peran masing-masing anggota keluarga dalam menjaga keseimbangan spiritual dan sosial.

Bapak Adat Desa Mesuji Raya hadir sebagai Pendamping sekaligus tokoh Adat yang memberikan pandangan adat terkait ketahanan keluarga. Ia menyampaikan pentingnya melestarikan nilai-nilai luhur dalam kehidupan rumah tangga. Menurutnya, kolaborasi antara nilai agama dan adat dapat menciptakan keluarga yang kokoh dan berdaya tahan.

Sepasang suami istri yang menjadi peserta pembinaan mengaku antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka menyampaikan bahwa materi yang disampaikan sangat relevan dengan dinamika kehidupan keluarga saat ini. Selain itu, mereka merasa terbantu dalam memperkuat hubungan suami istri melalui pendekatan spiritual.

Kegiatan pembinaan Keluarga Sukinah ini direncanakan akan rutin dilaksanakan setiap bulan. Kemenag Mesuji berharap pembinaan ini dapat menjangkau lebih banyak pasangan suami istri di berbagai desa. Melalui program ini, Kemenag berkomitmen membina keluarga yang religius, harmonis, dan sejahtera di tengah masyarakat. (Mu/Kp/M)

Penyuluh Agama Hindu Kemenag Mesuji Gelar Pembinaan Pranikah untuk Calon Pengantin Hindu

Mesuji, Kemenag ( Humas ) – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mesuji kembali menunjukkan komitmennya dalam membimbing masyarakat melalui program pembinaan pranikah. Kali ini, sesi pembinaan khusus ditujukan bagi calon pengantin beragama Hindu, yang dilaksanakan di lingkungan Kantor Kemenag Kabupaten Mesuji pada Senin, (23/6/2025). Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya Kemenag dalam mempersiapkan pasangan muda mengarungi bahtera rumah tangga yang harmonis dan sesuai dengan ajaran agama. Pembinaan ini diharapkan dapat membekali calon pengantin dengan pengetahuan dan nilai-nilai penting.

Pelaksanaan pembinaan pranikah ini dipercayakan kepada dua Penyuluh Agama Hindu Kemenag Kabupaten Mesuji yang berpengalaman, yaitu Ketut Putriani dan Made Karye. Keduanya dengan penuh dedikasi memberikan materi yang komprehensif, mencakup aspek-aspek krusial dalam kehidupan berumah tangga menurut perspektif Hindu. Materi yang disampaikan meliputi pentingnya komunikasi efektif, pengelolaan emosi, tanggung jawab suami istri, serta pemahaman akan makna dan tujuan pernikahan suci. Pendekatan yang dilakukan oleh para penyuluh ini sangat interaktif dan mudah dipahami oleh peserta.

Calon pengantin Hindu yang hadir tampak antusias mengikuti setiap sesi pembinaan, aktif bertanya, dan berdiskusi. Mereka menyadari betul bahwa persiapan spiritual dan mental sebelum menikah sama pentingnya dengan persiapan lahiriah lainnya. Pembinaan pranikah ini tidak hanya berfokus pada ritual keagamaan, tetapi juga pada dimensi psikologis dan sosial dalam membangun keluarga yang kokoh. Para peserta merasa mendapatkan bekal berharga untuk memulai lembaran baru dalam hidup mereka.

Kementerian Agama Kabupaten Mesuji berharap, melalui pembinaan pranikah ini, angka perceraian dapat diminimalisir dan tercipta keluarga-keluarga yang Sukinah Bhawantu sesuai tuntunan dharma. Program ini akan terus digalakkan sebagai wujud nyata pelayanan Kemenag kepada seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang suku maupun agama. Inisiatif seperti ini sangat esensial untuk memperkuat fondasi keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat. (Mutia/M)

Kasubbag TU Kemenag Mesuji Hadiri Rapat PHDI Bahas Rangkaian Perayaan Hari Suci Nyepi 1947 Caka

Mesuji (Humas)  – Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mesuji, Ma’ruf, menghadiri Rapat Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) yang digelar oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Mesuji. Rapat ini membahas permohonan izin lokasi atas rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang mengusung tema “Melalui Perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1947, Mari Menjadi Umat Hindu yang Moderat dan Bersinergi untuk Mensukseskan Program-Program Kerja Bupati Mesuji”.

Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Ja’o pada Rabu (5/3/2025) tersebut dihadiri oleh Plt Sekretaris Daerah Mesuji, Wahyu Arswendo Umbara, Ketua PHDI Mesuji, I Komang Sutiaka, Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Kabupaten Mesuji, serta sejumlah undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Plt Sekretaris Daerah Mesuji, Wahyu Arswendo Umbara, menegaskan bahwa pemerintah daerah mendukung penuh rangkaian kegiatan Hari Suci Nyepi yang akan digelar oleh umat Hindu di Mesuji. Ia juga mengajak semua pihak untuk bersinergi dalam menciptakan suasana yang kondusif serta menjaga nilai-nilai moderasi beragama.

Sementara itu, Ketua PHDI Mesuji, I Komang Sutiaka, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi tahun ini akan terdiri dari tiga kegiatan utama. Pertama, Pawai Ogoh-Ogoh yang dijadwalkan pada 23 Maret 2025 di Alun-Alun Simpang Pematang. Kegiatan ini akan menjadi simbol pengusiran hal-hal negatif sebelum memasuki perayaan Nyepi.

Kedua, prosesi Melasti yang akan berlangsung pada 27 Maret 2025 di Taman Wisata Embung Albaret, Simpang Pematang. Melasti merupakan ritual penyucian diri dan sarana persembahyangan untuk menyucikan alam semesta dari berbagai pengaruh buruk.

Ketiga, Dharma Santi yang akan dilaksanakan pada 13 April 2025 di Sekretariat PHDI Kabupaten Mesuji, Pura Khayangan Tunggal, Simpang Mesuji. Dharma Santi menjadi ajang silaturahmi antarumat Hindu sekaligus sebagai refleksi makna perayaan Nyepi dalam kehidupan sehari-hari.

Kasubbag TU Kemenag Mesuji, Ma’ruf, yang hadir dalam rapat tersebut menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa Kementerian Agama mendukung penuh nilai-nilai moderasi beragama yang terus dijaga dalam setiap perayaan keagamaan di Mesuji.

Dengan adanya koordinasi yang matang melalui rapat ini, diharapkan seluruh rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1947 di Kabupaten Mesuji dapat berjalan dengan lancar, tertib, dan memberikan manfaat bagi seluruh umat Hindu serta masyarakat secara umum. (ba/m)

Kemenag Mesuji Gelar Kompetisi Badminton Moderasi Beragama, Perkuat Silaturahmi Antarumat

Mesuji (Humas) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mesuji, Johan Yusuf, menghadiri sekaligus membuka Kompetisi Bulu Tangkis Ganda Beregu dalam rangka Pekan Olahraga Moderasi Beragama Kabupaten Mesuji. Acara ini berlangsung di Gedung Olahraga Simpang Pematang, Senin (24/02/2025), dengan mengusung tema “Tingkatkan Sportivitas dan Solidaritas untuk Indonesia Hebat.”

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Darul Alipi, Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU), Aziz Basuki, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Mesuji, Chusni Fadil beserta jajaran, Camat Simpang Pematang, Danramil, Kapolsek Simpang Pematang, serta para undangan lainnya.

Kompetisi ini diikuti oleh 15 tim yang merupakan perwakilan dari berbagai agama di Kabupaten Mesuji. Terdapat tiga tim perwakilan agama Islam, tiga tim dari agama Katolik, dua tim dari agama Kristen, dua tim dari agama Hindu, serta dua tim dari agama Buddha. Kompetisi ini menjadi ajang memperkuat kebersamaan dan keharmonisan di tengah keberagaman.

Dalam laporannya, Kepala Seksi Bimas Islam, Darul Alipi, menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antarumat beragama di Mesuji. “Kami ingin menjaga keharmonisan di Kabupaten Mesuji melalui kegiatan olahraga ini. Dengan adanya kompetisi ini, kita berharap dapat memperkuat hubungan baik antar pemeluk agama yang berbeda,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kemenag Mesuji, Johan Yusuf, dalam sambutannya menekankan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, Pekan Olahraga Moderasi Beragama bukan hanya sekadar ajang unjuk kemampuan di bidang olahraga, tetapi juga sebagai sarana membangun sinergi dan kebersamaan di antara umat beragama.

“Olah raga merupakan salah satu sarana untuk membangun karakter disiplin, Target utama kita bukan kemenangan semata, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi serta menumbuhkan nilai sportivitas dan solidaritas. Kompetisi ini membuktikan bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk menjalin persaudaraan,” tegas Johan Yusuf.

Kompetisi ini berlangsung dalam suasana penuh keakraban dan sportivitas. Setiap tim menunjukkan permainan terbaiknya dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai fair play. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semangat moderasi beragama semakin tertanam dalam kehidupan masyarakat Mesuji, menjadikan olahraga sebagai wadah kebersamaan dan keharmonisan.

Penyuluh Agama Hindu Kemenag Mesuji, menjadi official kontingen Mesuji dalam kegiatan Utsawa Dharma Gita (UDG) X Provinsi Lampung

Parisadha Kabupaten Mesuji  Bapak Komang Sutiake, S.H,.M.M Mendukung penuh kegiatan Utsawa Dharma Gita Tingkat  Nasional  tahun 2024. Dukungan itu tampak pada Kontribusi yang diberikan oleh Kabupaten Mesuji dengan berpartisipasi  dalam kegiatan Utsawa Dharmagita Provinsi Lampung yang digelar Pada Tanggal 13 -15 April 2024, bertempat di Kabupaten Lampung Tengah.

Kegiatan Utsawa Dharma Gita Tingkat  Nasional  tahun 2024 diikuti 15 Kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Dengan mengusung Tema Literasi Sastra Suci Mewujudkan SDM Hindu yang Moderat dan kompetitif menuju Lampung Berjaya.

Dalam kegiatan tersebut  Kabupaten Mesuji menjadi Kontingen Utsawa Dharmagita dengan mengikuti beberapa cabang lomba yang diadakan dan dapat meraih juara pada perlombaan tersebut diantaranya:

  1. Juara 1 Lomba Kakawin Pasangan Dewasa Putra
  2. Juara 2 Lomba Pembacaan Sloka Pasangan Remaja Putri
  3. Juara 2 Lomba Palawakya Pasangan Remaja Putra
  4. Juara Harapan 3 Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris Remaja Putri
  5. Juara Harapan 2 Lomba Dharmawacana Bahasa Inggris Remaja Putra
  6. Juara Harapan 2 Dharmawacana Bahasa Indonesia Dewasa Putra
  7. Juara Harapan 1 Lomba Kakawin Pasangan Dewasa Putri
  8. Juara Harapan 3 Lomba Kakawin Pasangan Remaja Putri
  9. Juara Harapan 3 Membaca Sloka Pasangan Dewasa Putra
  10. Juara Harapan 3 Hafalan Sloka Anak Putra

Penyuluh Agama Hindu Ni Niketut Putriani, S.sos.H  turut berpartisipasi dalam pembinaan peserta Lomba dan menjadi official kontingen Mesuji. Menurutnya kegiatan Utsawa Dharma Gita adalah festival atau  lomba nyanyian suci Agama Hindu. Dalam Kitab suci weda Utsawa Dharma gita  pada hakekatnya adalah Phalasruti, Phalasloka, Dan Palawakya.

Phalasruti mengandung makna pahala dari pembacaan kitab-kitab Sruti atau Wahyu yang pada umumnya disebut mantra yang berasal dari Hyang widhi. Phalasloka adalah Pahala dari pembacaan kitab-kitab susastra Hindu seperti Kitab Itihasa yakni Ramayana dan Mahabrata, sedangkan Phalawakya adalah tradisi pembacaan karya sastra jawa kuna berbentuk prosa atau Parwa. Jelas penyuluh agama hindu kepada humas kemenag mesuji. (ba/m)

Penyuluh Agama Hindu Kemenag Mesuji, hadiri kunjungan kerja monitoring Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu pada (PHDI) Mesuji

Mesuji (Humas) – Kasubdit Kelembagaan Dirjen Bimas Hindu Indro Satmoko, S.Ag.,M.Si beserta Jajarannya di dampingi Oleh Katim Penyuluh Bimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi Lampung  Bibit Hariyadi, S.Ag dan Ketua Pokjaluh Provinsi Lampung Eko Sriwulan, S.Ag. melaksanakan kunjungan kerja monitoring Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu pada Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung. (15/12/2023)

Dalam hal ini, Penyuluh Agama Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mesuji Niketut Putriani, menghadiri Kegiatan Monitoring Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu pada Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mesuji, adapun kegiatan ini dilaksanakan untuk mengetahui Realisasi bantuan yang diberikan kepada PHDI Kabupaten Mesuji, dalam pembangunan Gedung Sekretariat bersama yang bertempat di pura Khayanga Tunggal Simpang Mesuji Provinsi Lampung.

Selain kegiatan Monitoring menurut niketut, Bapak Indro selaku Kasubdit kelembagaan juga memberikan pembinaan pencegahan konflik terhadap relasi budaya di Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung. Dalam kegiatan tersebut dihadiri WHDI Kabupaten Mesuji, PSN Kabupaten Mesuji, Ketua Adat se-Kabupaten Mesuji dan Prajaniti Kabupaten Mesuji. (ba/m)

Penyuluh Agama Hindu Berpartisipasi Aktif Sosialisasi SE PHDI Kab Mesuji, Tentang Upacara Panca Yadnya Dimasa PPKM Darurat

Mesuji (Inmas) – Peran penyuluh agama Hindu di Kabuipaten Mesuji dituntut  berpartisipasi aktif  mensosialisasi SE untuk memberikan rasa aman kepada umat Hindu di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini. Salah satunya kegiatan yang dilaksanakan pada Minggu (08/08/2021) di Balai Pura Saraswati Desa Sidomulyo SP 8 Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Mesuji Made Karya melaksanakan bimbingan, penyuluhan sekaligus Sosialisasi Surat Edaran PHDI Kab Mesuji tentang Upacara Panca Pitra dimasa PPKM Darurat. Made mengatakan edaran ini dimaksudkan untuk menjadi panduan dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pada semua zona resiko penyebaran Covid-19.

Dengan gamblang Made menjelaskan tujuan sosialisasi surat edaran PHDI Kaupaten Mesuji, dan mendapat respon positif dari para umat yang hadir, tampak semua umat sudah disiplin dalam menindaklanjuti surat edaran ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan selama melaksanakan kegiatan. Made mengatakan bahwa SE Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mesuji memuat petunjuk teknis tentang pelaksanaan Upacara Pitra Yadnya di dalam dan di luar zona pemberlakuan PPKM Darurat. Surat Edaran PHDI Kabupaten Mesuji Nomor 03/PHDI KAB. MESUJI/VII/2021, mendasari pada Satuan Penanganan Covid-19 Nomor 16 Tahun 2021 Tanggal 7 Juli 2021 tentang Pembatasan Aktivitas Masyarakat Selama pelaksanaan PPKM Darurat, Instruksi Gubernur Lampung Nomor 8 Tahun 2021 tanggal 21 jili 2021 tentang perpanjangan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro  dan mengoptimalkan Posko penanganan Corona Virus Desearse 2019 serta menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.

Made menghimbau kepada Umat Hindu di Mesuji untuk mendukung kebijakan pemerintah menerapkan PPKM sebagai upaya menekan laju penularan Covid -19, seperti yang tertuang dalam SE PHDI tersebut yang berisi satu menaati dan melaksanakan dasar hukum diatas yang berkaitan dengan adaptasi kebiasaan baru dalam pencegahan dan pengendalian Covid-19 serta menerapkan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. Lebih lanjut Made menjelaskan kegiatan pelaksanaan Upacara yadnya dilaksanakan dengan berpedoman pada surat edaran PHDI Kabupaten Mesuji Nomor 03 tanggal 26 Juli 2021 dan surat Nomor:  57/PHDI Lampung/IX/2020 Tanggal 8 September 2020 tentang ketentukan pelaksanaan upacara Panca Yadnya dalam status pandemic covid-19 di provinsi Lampung.

Point terpenting dari SE tersebut adalah mempertegas kembali dicktum 2 pelaksanaan Upacara Panca Yadnya sebagai berikut: a. Upacara Pitra Yadnya bagi yang meninggal karena positif atau bukan covid-19 dibuka dengan dikremasi atau dikebumikan dengan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat, b. Khusus Sulinggih dan Pemangku yang meninggal karena positif atau bukan Covid-19 dilaksanakan upacara Swasta Geni dengan upacara Kanista sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat dan c. Upacara Pitra Yadnya berupa Ngaben tidak diperbolehkan sampai waktu yang dinyatakan normal oleh pemerintah.

Selanjutnya Made mengajak umat Hindu di Kabupaten Mesuji agar tetap menerapkan protokol kesehatan dalam seraya berdoa memohon anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa agar pandemi ini segera berakhir. Mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan yang ditetapkan Pemerintah merupakan bagian dari Dharma Negara Umat Hindu, semoga pandemi cepat berakhir dan kebijakan perpanjangan PPKM adalah bagian dari usaha mengupayakan keselamatan umat. Semoga SE PHDI Kabupaten Mesuji menjadi panduan dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19 pada semua zona resiko penyebaran Covid-19. (w)

Tingkatkan Sradha Umat Made Karya Sampaikan Pesan Dharma Tri Kerangka Agama Hindu

Fkub – (Tubaba). Bertempat di Balai Banjar Pure Puseh Desa Gedung Ram Kecamatan Tanjung Raya, dilaksanakan Pesantian Rutin yang dihadiri oleh Penyuluh Agama Hindu Kabupaten Mesuji I Made Karya. Pesantian yang dilaksanakan pada Rabu (05/05/21) berjalan dengan tertib dan lancar diikuti oleh seluruh umat dari Desa Gedung Ram Kecamatan Tanjung Raya. untuk meningkatkan Sradha dan Bhakti umat dalam menjalankan ajaran agamanya Made mengambil tema Tiga kerangka dasar agama hindu dalam materi pembinaan bimbingan dan penyuluhannya.

Made menjelaskan bahwa Tujuan agama Hindu adalah mencapai kebahagiaan rohani dan kesejahteraan jasmani, dalam pustaka Weda disebut “Mokshartham Jagathitaya Ca Iti Dharma”.  Agama atau dharma itu ialah untuk mencapai moksa (kebahagiaan rohani) dan jagathita yang artinya mencapai kebebasan jiwatman terhadap kebahagiaan duniawi.  Untuk mencapai hal tersebut, agama Hindu menjabarkan menjadi tiga kerangka dasar, (Tatwa /filsafat, Etika/susila, dan Upacara/ritual), di mana bagian yang satu dengan lainnya saling isi mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa. Tiga Kerangka Dasar tersebut yang pertama Tattwa (Filsafat), agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena konseptual.

Lebih lanjut Made Mengatakan konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan sradha. Dalam Hindu, sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca Sradha. Yang kedua Susila (Etika), konsep ini memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari- hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. Ia akan memperoleh simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.

Made menjelaskan kata Susila terdiri dari dua suku kata “Su berarti baik indah, harmonis dan Sila berarti perilaku, tata laku,” Kata Made. Menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.

Dan yang ke tiga adalah Upacara/ ritual, dijelaskan Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Made menjelaskan Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa. Di dalamnya terkandung nilai- nilai Rasa tulus ikhlas dan kesucian, Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan, Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra) dan Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi. (w)